Denpasar (25/4),- Setelah berlangsung dua hari (24-25 April) , kemarin Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dr Bambang Wibowo,Sp.OG,MARS menutup lokakarya akreditasi rumah sakit yang diadakan di RSUP Sanglah Denpasar. Kegiatan yang diikuti oleh puluhan rumah sakit daerah dan puskesmas bagian timur Indonesia diselenggarakan di aula Werkudara RSUP Sanglah yang juga dihadiri oleh, Direksi RSUP Sanglah, Ka Sub Dit Mutu dan Akreditasi Ditjen Yankes serta Pejabat Struktural RSUP Sanglah.
Dalam sambutannya, Direktur Utama RSUP Sanglah dr. I Wayan Sudana, M.Kes mengucapkan terimakasih atas kepercayaan yang diberikan kepada RSUP Sanglah untuk menjadi fasilitator kegiatan ini. “Kami mengucapkan terimakasih kepada Kemenkes karena telah mempercayakan kami untuk menjadi fasilitator. Dan juga kami ucapkan terimakasih kepada seluruh peserta atas keseriusannya dalam mengikuti kegiatan. Sekarang kami serahkan kembali seluruh peserta dengan penuh rasa hormat dan kebanggaan” ucapnya.
Dirjen Yankes Kemenkes dr. Bambang Wibowo, Sp.OG(K), MARS mengapresiasi RSUP Sanglah yang telah sukses membimbing para peserta. Bambang juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh peserta yang telah semangat mengikuti acara ini sampai selesai. dalamarahannya Bambang Wibowo menekankan bahwa, sebenarnya akreditasi itu bukan yang terpenting, namun implementasi dari standar akreditasi itu adalah yang lebih penting dan utama.
“Perlu diingat akreditasi bukan yang terpenting tetapi implementasi dari hasil akreditasi itu yang lebih penting. Dengan implementasi standar yang baik dan konsisten akan merubah budaya seluruh stake holder untuk menerapkan standar mutu dan keselamatan pasien dalam kegiatan sehari – hari”, ujar bambang yang disambut tepuk tangan meriah dari peserta.
Lebih lanjut Bambang menegaskan, “Jadi sebetulnya jika kita sudah biasa untuk berprilaku sesuai dengan standart, semua tidak akan menjadi masalah. Akan tetapi perilaku sehari hari itu perlu diukur sesuai standart akreditasi rumah sakit. Jadi akreditasi itu tidak penting, yang terpenting adalah implementasinya”, imbuhnya.
Dalam penutupan lokakarya ini dikatakan, perihal SOP jika ingin di copy tidak jadi masalah. Tetapi SOP itu memerlukan proses, pemahaman dan sosialisasi. ” Pahamai SOP itu, jangan sampai SOP yang berada di lembaga Bapak Ibu masih berlogo RSUP Sanglah dan tanda tangannya keliru. Terimakasih RSUP Sanglah, jangan khawatir soft copynya diambil karena bermanfaat sangat banyak.” ujarnya. (Humas RSUP Sanglah)