Akne vulgaris, atau yang umumnya dikenal sebagai jerawat, dapat memberikan dampak signifikan terhadap kualitas hidup seseorang. Kondisi ini disebabkan karena kelainan pada unit pilosebasea kulit dan sering ditemukan pada usia remaja. Jerawat ditandai dengan adanya penebalan folikel, produksi minyak yang berlebih, kolonisasi bakteri penyebab jerawat, dan peradangan. Pengobatan utama jerawat adalah dengan menghindari faktor risiko dan dengan pengobatan secara topikal. Akan tetapi, beberapa jenis jerawat, khususnya yang keras seperti batu, dapat ditangani dengan pemberian obat kortikosteroid yang disuntikkan langsung pada jerawat.

Prosedur yang dikenal dengan istilah injeksi kortikosteroid intralesi ini sudah sering digunakan di bidang ilmu medis lainnya, khususnya untuk penyakit reumatik dan sendi. Injeksi kortikosteroid ini merupakan suatu cara yang efektif untuk mengurangi proses peradangan yang terjadi pada jerawat. Prosedur ini dilakukan menggunakan jarum yang sangat kecil, jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan jarum yang dipakai untuk imunisasi atau pengambilan darah. Prosedur ini dapat dilakukan secara cepat, murah, dan berulang. Selain itu, beberapa studi menunjukkan bahwa injeksi kortikosteroid intralesi ini dapat mencegah pembentukan jaringan parut dan/atau hiperpigmentasi berlebih setelah jerawat menghilang.

Injeksi kortikosteroid intralesi diindikasikan bagi pasien yang memiliki jerawat besar yang tidak menghilang dalam hitungan bulan, jerawat yang makin besar dan nyeri, serta munculnya breakout yang baru dan banyak. Kontraindikasi prosedur ini adalah jika terdapat infeksi yang sedang berlangsung pada daerah sekitar jerawat, atau pasien memiliki riwayat alergi terhadap kortikosteroid yang akan disuntikkan.

Meskipun demikian, injeksi kortikosteroid intralesi dapat menyebabkan beberapa efek samping. Efek samping dari prosedur ini dapat dibagi menjadi efek samping segera dan efek samping tertunda. Segera setelah prosedur dilakukan, efek samping berupa nyeri, perdarahan, lebam, infeksi, dan abses dapat terjadi. Apabila digunakan dalam jangka waktu yang lama, prosedur ini dapat menyebabkan hilangnya jaringan lemak dan kulit, pelebaran pembuluh darah kulit, menghilangnya pigmen kulit, bahkan gangguan hormon.

Penulis:

Dr. dr. IGN Darmaputra, Sp.KK (K) FINSDV, FAADV

Referensi

  1. Gallagher T, Taliercio M, Nia JK, Hashim PW, Zeichner JA. Dermatologist use of intralesional triamcinolone in the treatment of acne. The Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology. 2020 Dec;13(12):41.
  2. Strauss JS, Krowchuk DP, Leyden JJ, Lucky AW, Shalita AR, Siegfried EC, Thiboutot DM, Van Voorhees AS, Beutner KA, Sieck CK, Bhushan R. Guidelines of care for acne vulgaris management. Journal of the American Academy of Dermatology. 2007 Apr 1;56(4):651-63.
  3. Lee SJ, Hyun MY, Park KY, Kim BJ. A tip for performing intralesional triamcinolone acetonide injections in acne patients. Journal of the American Academy of Dermatology. 2014 Oct 1;71(4):e127-8.
  4. Zaenglein AL, Pathy AL, Schlosser BJ, Alikhan A, Baldwin HE, Berson DS, Bowe WP, Graber EM, Harper JC, Kang S, Keri JE. Guidelines of care for the management of acne vulgaris. Journal of the American Academy of Dermatology. 2016 May 1;74(5):945-73.
deneme bonusu veren siteler - takipcimx 1000 - buy tiktok likes - buy tiktok likes - gizli hesap görme - deneme bonusu veren siteler - deneme bonusu veren siteler - Twitch viewer bots - Betnano giriş - vozol