Mengenal Central Venous Catheter
Tekanan vena sentral atau Central Venous Pressure (CVP) adalah tekanan dari atrium kanan atau vena cava superior yang diukur pada hampir semua pasien di ICU di seluruh dunia, pada pasien gawat darurat, serta pada pasien yang menjalani operasi besar. CVP sering digunakan sebagai dasar dalam pemberian cairan atau diuretik. Beberapa literatur mengatakan bahwa penggunaan CVP di rekomendasikan sebagai titik akhir resusitasi cairan. CVP mencerminkan volume intravascular dan sebagai dasar sebagai panduan manajemen cairan dimana diyakini pada pasien dengan CVP rendah menggambarkan volume yang kurang sementara pasien dengan CVP tinggi menggambarkan volume yang berlebihan.
Kateter vena sentral atau Central Venous Catheter (CVC), adalah tabung panjang, lunak, tipis, berongga yang ditempatkan ke dalam vena besar (pembuluh darah). Kateter vena sentral berbeda dari kateter intravena (IV) yang ditempatkan di tangan atau lengan. Garis tengah lebih panjang, dengan tabung yang lebih besar, dan ditempatkan di vena besar (pusat) di leher, dada bagian atas atau selangkangan. Jenis kateter ini berbeda dengan pemasangan akses vena perifer karena dapat mengalirkan cairan ke pembuluh darah yang lebih besar, dan dapat bertahan di dalam tubuh untuk jangka waktu yang lebih lama.
Pada tahun 1929, Werner Forssmann merupakan dokter pertama yang memperkenalkan kateterisasi vena sentral. Sejak saat itu penggunaan kateter vena sentral terus berkembang dengan teknologi yang lebih maju. Dr. Sven-Ivar Seldinger memperkenalkan teknik tusukan vena sentral yang dikenal sebagai “teknik Seldinger” pada 1950-an, dan hingga saat ini menjadi metode utama yang digunakan. Penggunaan kateter vena sentral (CVC) menjadi prosedur rutin di ruang gawat darurat, Unit Perawatan Intensif (ICU), dan ruang operasi. Pengetahuan anatomi yang menyeluruh diperlukan oleh dokter untuk mengurangi komplikasi.
Indikasi utama dari pemasangan kateter vena sentral ditujukan pada pasien-pasien dengan pemasangan vena perifer yang sulit (pasien dengan obesitas, pasien dengan intravenous drug abusers, pasien agitasi yang tidak kooperatif). Pasien yang mendapat obat-obatan vasokonstriktor, hypertonic solutions (nutrisi parenteral) atau multiple parenteral medications (penggunaan kateter intravena multilumen). Pasien yang mendapatkan prolonged parenteral drug therapy. Pasien yang menjalani hemodialisa, transversus cardiac pacing, atau yang membutuhkan monitoring hemodinamik invasive (kateter swan ganz pada arteri pulmonal).
Komplikasi pemasangan Central Venous Catheter (CVC) antara lain adalah pneumothorak, hematothorak, kerusakan vena atau struktur sekitarnya, thrombosis vena, tromboflebitis, infeksi, embolisasi kateter atau guidewire, aritmia jantung dan perdarahan. Tempat pemasangan CVC bisa dilakukan pada vena jugularis interna, vena subklavia dan vena femoralis. Kateter pada vena femoralis dapat secara akurat mengukur tekanan CVP intratorakal terkecuali pada pasien dengan tekanan intraabdominal yang tinggi, namun tempat insersi di daerah ini berkaitan dengan terjadinya peningkatan risiko trombosis vena dalam atau deep vein thrombosis (DVT) dan kolonisasi bakteri. Pencegahan infeksi pemasangan kateter vena sentral merupakan suatu kewajiban bagi petugas kesehatan yang akan memasangnya. Pencegahan infeksi dilakukan bertujuan untuk meminimalisir kejadian catheterrelated bloodstream infections yang erat dengan pasien dengan criticall ill dan sepsis.
Penulis:
dr. Putu Agus Surya Panji, Sp.An, KIC
Departemen / KSM Anestesiologi dan Terapi Intensif
RSUP Sanglah / FK Universitas Udayana
Daftar Pustaka
- Beheshti MV. A concise history of central venous access. Tech Vasc Interv Radiol 2011;14 (4):184-5
- Babbage C. Vascular Catheters. In: Marino PL, (ed.). Marino’s The ICU Book. 4 ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2014, p. 13-24.
- Hurst JW. Central Venous Access. In: Marino PL, (ed.). Marino’s The ICU Book. 4 ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2014, p. 26-46.