Nyeri pada tulang relatif lebih jarang jika dibandingkan dengan nyeri pada otot dan sendi. Walaupun lebih jarang, nyeri pada tulang harus diwaspadai karena dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti patah tulang, infeksi, tumor primer pada tulang dan penyebaran tumor ganas ke tulang.
Tulang merupakan lokasi penyebaran tumor tersering ketiga, setelah paru dan hati. Penyebaran tumor ganas ke tulang dapat menurunkan kualitas hidup dan juga meningkatkan angka kematian (mortalitas) pasien. Di Amerika Serikat, sekitar 350.000 orang meninggal dunia akibat penyebaran tumor ganas ke tulang. Insidensi penyebaran tumor ganas ke tulang di Amerika Serikat diperkirakan 21.000-400.000 kasus per tahun. Tumor yang sering menyebar ke tulang yaitu tumor ganas paru, prostat, payudara, ginjal, kelenjar gondok (tiroid), leher rahim (serviks), ovarium, saluran cerna dan lain lain.
Sel-sel kanker dapat menyebar ke tulang pada berbagai lokasi di seluruh tubuh, namun sel-sel kanker ini cenderung menyebar pada lokasi tulang dengan pasokan darah yang besar sehingga memungkinkan sel-sel tumor mendapat aliran darah dan nutrisi yang cukup untuk dapat berkembang. Lokasi tersebut antara lain tulang belakang, tulang panggul, tulang rusuk, lengan atas dan paha. Gejala yang dirasakan oleh pasien berupa nyeri pada tulang yang pada mulanya bersifat intermiten, dan cenderung pada malam hari. Seiring berjalannya waktu, nyeri semakin sering dengan intensitas yang berat. Pasien dapat pula mengalami patah tulang yang bersifat patologis, disebabkan tulang yang rapuh akibat pertumbuhan tumor. Gejala lainnya berupa kelebihan kadar kalsium dalam darah (hiperkalsemia), penurunan berat badan, gejala persarafan (neurologis) akibat penekanan tumor di area tertentu, seperti kebas, gangguan berkemih, kelemahan, hingga kelumpuhan.
Penyebaran tumor ke tulang pada sebagian kasus dapat saja ditemukan lebih awal, bahkan sebelum tumor asal diketahui. Dalam mendiagnosis adanya penyebaran tumor, selain berdasarkan gejala, juga dibutuhkan pemeriksaan tambahan lainnya seperti pemeriksaan laboratorium darah (kadar kalsium darah, alkaline phosphatase, maupun marker tumor), foto rontgen, Bone Scan, CT-Scan, serta Magnetic Resonance Imaging (MRI). Disamping pemeriksaan diatas, dalam menentukan diagnosis secara pasti adanya penyebaran tumor ke tulang diperlukan pemeriksaan sampel/jaringan yang diambil dari lokasi yang dicurigai.
Sampel yang diambil dapat dilakukan melalui beberapa metode, seperti core biopsy maupun biopsy terbuka yang lebih invasif. Sampel tersebut akan dikirimkan ke Laboratorium Patologi Anatomi untuk diproses dan kemudian diamati di bawah mikroskop. Gambaran sel tumor yang tampak dibawah mikroskop bergantung pada jenis tumor asal. Sel-sel tumor biasanya menginfiltrasi diantara tulang normal. Tidak jarang ditemukan kasus dimana tumor asal belum diketahui. Pada kasus seperti ini, diperlukan pemeriksaan lanjutan lainnya yaitu imunohistokimia untuk membantu menentukan organ asal tumor yang menyebar tersebut. Temuan imunohistokimia akan dikombinasikan dengan data riwayat penyakit pasien, pemeriksaan fisik, serta bantuan penunjang lainnya.
Penulis:
dr. I Wayan Juli Sumadi, Sp.PA (K)/ dr. Silvia Khosasi Departemen/KSM Patologi Anatomi RSUP Sanglah Denpasar
Referensi
- Jones RL. Malignant tumors of bone, sarcomas, and other soft tissue neoplasms. In: Goldman L, Schafer AI, eds. Goldman-Cecil Medicine. 26th ed. Philadelphia, PA: Elsevier; 2020: chap 192.
- Macedo F, Ladeira K, Pinho F, et al (2017). Bone Metastases: An Overview. Oncology Reviews 2017; volume 11:321. https:// doi:10.4081/oncol.2017.321
- Huang JF, Shen J, Li X, et al (2020). Incidence of patients with bone metastasis at diagnosis of solid tumors in adults: a large population-based study. Annals of Translational Medicine 2020; 8(7):482. http://dx.doi.org/10.21037/atm.2020.03.55