Bagi mereka yang akan melalukan operasi dan masih tidak dapat mengurangi konsumsi atau ketergantungannya terhadap Alkohol, ada baiknya membaca artikel ini terlebih dahulu. Seperti yang mungkin belum banyak orang ketahui minum alkohol sebelum operasi mengambil risiko besar. Konsumsi alkohol dapat menyebabkan komplikasi serius selama dan setelah prosedur, yang nantinya dapat menyebabkan rawat inap dan pemulihan menjadi lebih lama. Dimana dalam beberapa kasus, hal ini dapat membahayakan hidup. Mari kita lihat bagaimana alkohol mempengaruhi tubuh, apa hubungannya dengan pembiusan, dan apa yang dapat anda lakukan sebelum pembiusan.
Apa yang bisa terjadi jika Anda minum alkohol sebelum pembiusan umum?
Masalah dengan anestesi umum dikarenakan obat bius yang digunakan dapat menekan fungsi seperti pernapasan, detak jantung, dan sirkulasi darah. Dimana alkohol juga dapat mempengaruhi sistem tubuh yang sama. Baik alkohol maupun obat bius Sebagian besar akan dimetabolisme di hati, sehingga bila harus di metabolisme secara bersamaan akan meningkatkan kerja dari fungsi hati itu sendiri. Selain itu, anestesi dan alkohol dapat menyebabkan mual dan muntah. Ini dapat meningkatkan risiko aspirasi (menghirup muntah), yang berpotensi fatal, karena dapat masuk ke system pernafasan dan membuat gagal nafas.
Bagi seorang peminum alkohol, disaat akan melakukan pembiusan dokter anestesiologi akan akan menyesuaikan dosis pada kasus ini. Dan jika dosis anestesi yang digunakan menjadi lebih tinggi, dapat meningkatkan risiko gangguan pada jantung, terutama jika Anda sudah memiliki masalah jantung. Masalah lain yang timbul dikarenakan alkohol dapat berinteraksi dengan obat yang diberikan sebelum, selama, dan segera setelah operasi. Hal ini dapat mengakibatkan reaksi yang buruk atau dapat menyebabkan beberapa obat menjadi kurang efektif.
Setiap operasi melibatkan sejumlah perdarahan. Tubuh merespon dengan pembekuan untuk menghentikan kehilangan darah. Alkohol dapat mengencerkan darah dan mengganggu proses ini, meningkatkan risiko perdarahan yang tidak terkontrol. Sehingga bila perdarahan sulit terkendali dapat mengganggu hemodinamik pasien saat operasi. Hal ini akan membuat anestesiologi harus menjadi lebih berhati-hati.
Apa yang harus dilakukan tentang alkohol sebelum operasi?
Ketika berbicara tentang alkohol dan operasi, apa yang tidak anda ceritakan atau mungkin anda tutupi ke dokter mungkin akan dapat mencelakai Anda. Satu-satunya hal terpenting yang dapat Anda lakukan adalah benar-benar terbuka tentang penggunaan alkohol Anda. Ini benar jika Anda minum satu gelas pada malam sebelum operasi, baru-baru ini makan berlebihan, atau jika Anda ketergantungan alkohol. Berdiskusilah dengan dokter anestesi anda, hal ini bisa menyelamatkan hidup Anda. Ikuti semua instruksi praoperasi mengenai makanan, alkohol, dan obat-obatan. Jika Anda seorang peminum berat, mulailah mengurangi segera setelah opsi operasi tersedia.
Penulis:
Dr. Tjahya Aryasa EM, Sp.An, KAO
Reference :
- Yoshinori Myoga, Haruhiko Manabe, Yoneatsu Osaki. The effects of preoperative alcohol, tobacco, and psychological stress on postoperative complications: a prospective observational study. 2021. Department of Anesthesiology, Kitakyushu Municipal Medical Center Japan. https://doi.org/10.1186/s12871-021-01456-w
- Butterworth JF. Morgan & Mikhail’s clinical anesthesiology. Sixth edition. Mackey DC, Wasnick JD, Morgan GE, Mikhail MS, editors. New York: McGraw-Hill; 2018. 1393 p. (A Lange medical book).
- Luke B, Andrew P, Rebecca L, Alwyn K. Preoperative Interventions for Alcohol and Other Recreational Substance Use: A Systematic Review and Meta-Analysis. 04 February 2019. Frontiers in Psychology. doi: 10.3389/fpsyg.2019.00034