Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang (InfoDATIN, Kemenkes RI).  Tekanan darah tinggi bisa merusak pembuluh darah dan organ-organ lain di dalam tubuh,  Keadaan ini jika tidak segera ditangani bisa menyebabkan munculnya penyakit-penyakit serius yang mengancam nyawa, seperti: gangguan penglihatan hingga kebutaan, penyakit ginjal, penyakit jantung, aneurisma otak, stroke, dan lain sebagainya.

Hipertensi atau tekanan darah tinggi dibedakan antara hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya secara pasti, dan hipertensi skunder yang disebabkan oleh beberapa kondisi tertentu seperti: penyakit ginjal, penyakit kelenjar tiroid, tumor kelenjar adrenal, kelainan bawaan pada pembuluh darah, kecanduan alkohol, penyalahgunaan napza, gangguan pernapasan yang terjadi saat tidur (sleep apnea), konsumsi obat-obatan tertentu, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), obat batuk pilek, atau pil KB.  Meskipun penyakit ini sering dialami dan bisa mengancam jiwa, namun masih banyak mitos-mitos yang beredar di masyarakat mengenai hipertensi atau tekanan darah tinggi, misalnya:

  1. Penderita hipertensi dikatakan tidak boleh mengonsumsi daging merah, padahal faktanya: penderita hipertensi masih boleh mengonsumsi daging merah namun harus dibatasi.  Yang tidak boleh dikonsumsi adalah daging merah yang diawetkan menggunakan banyak garam, dibakar, dan makanan kalengan.
  2. Mitos bahwa konsumsi kopi dapat menyebabkan hipertensi.  Faktanya adalah kandungan kafein dalam kopi, teh, minuman bersoda, dan minuman lainnya hanya akan meningkatkan tekanan darah dalam waktu sementara, namun pada orang yang sensitif terhadap kafein sebaiknya menghindari konsumsi kopi untuk mencegah terjadinya hipertensi.
  3. Ada juga yang mengatakan sayur hijau adalah makanan penyebab kenaikan tekanan darah, tentu saja anggapan ini hanya mitos belaka. Sayuran hijau yang kaya akan magnesium dan kalium justru berguna bagi elektrolit di dalam tubuh.  Selain itu, sayuran hijau juga kaya akan serat dan fitonutrien yang sangat baik untuk menurunkan kolesterol dan tekanan darah. Bila ada beberapa penderita hipertensi yang mengalami kenaikan tekanan darah setelah mengonsumsi sayuran, bisa jadi kondisi itu disebabkan oleh kesalahan pada proses memasak atau pengolahan sayuran akibat penambahan penyedap rasa masakan dalam jumlah berlebihan.
  4. Tekanan darah tinggi dapat diturunkan cukup dengan membatasi penggunaan garam dapur. Pernyataan itu adalah mitos,  sebab menghindari konsumsi garam dapur dalam menu sehari-hari tidak menjamin penurunan tekanan darah tinggi, karena ada banyak faktor lain yang menjadi  penyebab terjadinya hipertensi.  Misalnya, perilaku hidup tidak sehat dan kurang beraktivitas.
  5. Anggapan bahwa hipertensi bukan suatu penyakit berbahaya sudah tentu salah.  Meskipun orang yang menderita hipertensi seringkali tidak memiliki gejala, namun penyakit ini terbukti dapat menyebabkan berbagai penyakit berbahaya bahkan mengancam jiwa.
  6. Setiap orang lanjut usia adalah normal bila menderita hipertensi.  Tidak  benar demikian, yang benar adalah resiko mengalami hipertensi memang akan meningkat seiring dengan pertambahan usia.  Karena itulah maka pada orang tua atau lansia harus terkendali tekanan darahnya.
  7. Jika orangtuanya memiliki riwayat tekanan darah tinggi, maka anaknya juga akan menderita tekanan darah tinggi.  Anggapan tersebut tak sepenuhnya benar, memang riwayat keluarga turut memicu terjadinya hipertensi pada seseorang,  akan tetapi faktor tersebut bukanlah faktor utama dan faktor tunggal penyebab hipertensi.
  8. Mengkonsumsi suplemen kalium, kalsium, dan magnesium dikatakan dapat membantu menurunkan tekanan darah tinggi, namun hal itu belum terbukti kebenarannya.  Lebih disarankan mengkonsumsi mineral dan vitamin yang bersumber dari makanan alami.
  9. Penderita hipertensi tidak boleh mengonsumsi masakan bersantan adalah tidak benar.  Masakan bersantan boleh saja disantap apabila dimasak dengan benar.  Cuma sayangnya masakan bersantan khas Indonesia biasanya mengandung tinggi lemak dan kolesterol yang berbahaya bagi tubuh dan saluran pembuluh darah, hal inilah yang seringkali menyebabkan kenaikan tekanan darah.
  10. Konsumsi minuman isotonik dan minuman berenergi baik bagi penderita hipertensi, pernyataan itu adalah mitos belaka.  Faktanya, minuman isotonik yang diklaim dapat mempertahankan keseimbangan elektrolit di dalam tubuh ternyata perlu diwaspadai, sebab beberapa produk minuman isotonik yang dijual di pasaran mengandung natrium dalam jumlah tinggi dan gula buatan atau aspartan.  Karena itu bagi penderita hipertensi sebaiknya menghindari minuman berenergi.

Bagi Sobat Sehat yang menderita hipertensi tidak perlu khawatir, karena bisa ditangani atau dikendalikan dengan rutin mengkonsumsi obat-obatan sesuai petunjuk dan pengawasan dari dokter.  Yang lebih penting adalah melakukan pencegahan dengan menerapkan pola hidup sehat, yaitu:  berolahraga secara rutin, makan makanan yang bergizi seimbang, membatasi asupan garam, menghentikan kebiasaan merokok dan membatasi konsumsi minuman beralkohol.

Penulis:

A A Istri Putri Wahyuni, SKM,MM

 

Referensi:

  1. InfoDATIN Kementerian Kesehatan RI
  2. CNBC Indonesia, 12 Januari 2022, Jangan Gampang Percaya, ini Mitos Seputar Darah tinggi
  3. Kompas.com, 22-5-2020, 10 Mitos Soal Hipertensi Yang Perlu Diwaspadai
  4. Dari berbagai sumber
deneme bonusu veren siteler - takipcimx 1000 - buy tiktok likes - buy tiktok likes - gizli hesap görme - deneme bonusu veren siteler - deneme bonusu veren siteler - Twitch viewer bots - Betnano giriş - vozol - instagram download video - aviator oyunu